Monday, March 02, 2015

:: Restoran TRIO - Menteng: Ketika Kecap Rasa Berinteraksi Intim dengan Memoar Masa Lalu

Malam Minggu ini sehabis mengantar duo kiddos (Isu dan Abi) bermain di Lollipop Lotte Avenue, kami berempat (saya dan suami serta my twin sissy dengan suaminya juga) memutuskan untuk makan malam di sebuah restoran yang telah eksis sejak tahun 1947 serta tetap setia mempertahankan keotentikan nuansa masa lalu. Restoran ini bernama TRIO dan terletak di Jl. RP Soeroso Menteng.
Begitu melihat menu yang didominasi masakan bergaya Canton, kami memutuskan untuk memesan lumpia  udang khas TRIO, gurame goreng tahu tausi, sup asparagus telur kepiting, babi panggang, bistik babi, ayam kecap, nasi goreng ayam serta cah kailan. Weww banyak yah? Iya memang, karena kebetulan kembaran saya agak kalap memesan menu. Mungkin karena terhanyut oleh suasana restoran yang sederhana tapi kental dengan nuansa tempo dulu sekaligus melihat penuhnya pengunjung dengan ragam hidangan di depan meja mereka. Well anyway, kami semua hanya bisa membatin, semoga semua pesanan tersebut bisa dihabiskan karena sayang dan mubazir kalau ada yang tersisa.
Sementara menunggu, saya melihat-melihat sekeliling. Dinding restoran berwarna hijau dan dipenuhi oleh foto-foto masa lampau. Meja beralaskan taplak vinyl hijau dengan corak khas era baheula, yang dikelilingi oleh bangku-bangku kayu yang acap ditemui di sekolah era 50an. Kipas angin listrik. Encik" cina yang sepertinya menjadi pemilik sekaligus juru kasir. Serta alunan musik tempo dulu yang terdengar lamat-lamat di kuping. Sebuah kesan yang niscaya diperoleh: restoran ini sukses memerangkap masa lalu lewat desain dan segala perintilannya. Dan ya, pengunjungnya pun terdiri dari ragam etnis : korea, bule dan mostly tionghoa. Namun satu kesamaan diantara mereka: terlihatnya rasa nikmat sehabis mengecap hidangan yang disajikan. Hmm... Membuat saya semakin penasaran untuk segera mencoba pesanan kami.

Here are the pics. And for your eyes only :)





And after quite some time, satu persatu pesanan mulai ditata di meja kami. Okay, to make it easier to explain and be imagined, I'll tell how each dish tastes. Gurame goreng saus tahu tausinya MEGANG BANGET!! Guramenya digoreng dengan balutan tepung yang ketebalannya pas, sehingga kerenyahannya terjaga -- krenyes tetapi tidak kering. Dagingnya dibumbui dengan baik yang lagi-lagi tebalnya pas dan kematangannya pun sempurna. Sedangkan kuah tahu tausinya sebenarnya menurut saya agak plain, tapi entah suami suka. Pas ceunah.
Untuk pork dishes, karena saya tidak memakannya (golongan Katholik yg murtad, kata teman saya. Hehehe), maka can't have a say about it.
Sup telur kepiting asparagus SUPER SCRUMPTIOUS! Will order it for sure whenever I'm back. Supnya kental dengan porsi telur kepiting yang melimpah. Rasa gurihnya juga natural -- bukan karena rekayasa MSG -- tapi karena sari dari telur kepitingnya plus sedikit anasir minyak wijen yang menyesap.
Yang benar-benar layak menyandang predikat JUARA adalah lumpia udang khas Trio. Walaupun sedikit mahal Rp 77,000 per porsi tapi suwerr deh ini lumpia rasanya dahsyat!! Udangnya udah dilumatkan sehingga teksturnya halus seperti nugget. Rasa udangnya benar-benar kuat, asli tanpa pengawet, dan fresh serta tidak amis sedikitpun. Sama seperti gurame, digorengnya dalam balutan tepung dengan bumbu dan ketebalan yang sempurna. Dipping sauce-nya asem manis hampir serupa dengan saus pangsit gorengnya Bakmi GM. Wisnu yang biasanya anti karnivora selain ikan dan ayam (itupun juga tidak selalu mau), malah menggemari lumpia ini. Dia minta ini sebagai lauk dari nasinya. Hehehe. Senang juga siyh liatnya. Intinya, ini menu yang kudu-wajib-harus-mesti dipesan sebab memang ini signature dish-nya restoran Trio. Enak, enak dan enak 'bo! :)
Untuk nasi goreng ayamnya rasanya juga enak. Nasinya yang mawur (tidak pulen tapi juga tidak kering) -- menjadi sebuah  pilihan tepat untuk  nasi goreng. Sebagaimana Arborio untuk risotto. Bumbu yang diberikan pun tidak neko-neko, simple tapi malah tepat untuk menjadikan itu sebagai nasi goreng yang sejati (aiihh!!). 
Sedangkan untuk ayam kecap dan cah kailannya lumayan lah. Tidak terlalu dahsyat rasanya, namun cukup mirasa untuk disantap. 
Oh ya, last but not least rasa teh manisnya sedap lho. Sepat dan manisnya seimbang dan cita rasa teh yang asli keluar. 
After all, kami membayar pesanan ini semua quite pricey. Tapi menurut saya sih harga yang diberikan cukup wajar -- I mean kalaupun dibilang mahal, itu sebanding dengan kelezatan rasanya sekaligus keotentikan ambiens masa lalu yang berhasil dihadirkan restoran ini. Once for a while to have meal here still okay, I suppose.
And after all, we're so pleased with what we just saw and ate here, Trio restaurant. 

[Hi] Lantunan lagu tradisional tempo doeloe
[Lo] Riuh laju kendaraan hilir-mudik


No comments: