Tuesday, July 28, 2015

The Moments of Being Present

Rasa teduh, ‘utuh’ dan menenangkan itu datang ketika saya: - berdiam sambil menikmati rinai hujan yang jatuh - duduk di kedai kopi dengan iringan musik lembut sambil membaca buku yang berkisah menarik - mandi ataupun tiduran di kasur seraya ikut menyenandungkan lagu-lagu dari penyanyi favorit yang tengah diputar di iPhone saya. - menikmati dan menyelami makna dari setiap lirik lagu Ebiet G. Ade - di bioskop dan menikmati sajian film festival yang umumnya berkisah tentang hal-hal sederhana tapi memberikan makna yang utuh bagi jiwa.

Those moments are simply precious.

Sunday, July 26, 2015

Staycation di Hotel Neo

Menjelang Lebaran, keluarga saya punya ritual yang wajib dan selalu menyenangkan untuk dilakukan, yakni berekreasi di tengah suasana seputaran Jakarta yang mulai sepi. Yep, kakak saya alias pakdenya Abimanyu (anak saya) dan Wisnu (keponakan saya) sang inisiator sekaligus penyandang dana (hehehe) paling hobi mengajak para keponakannya untuk sejenak menikmati tempat-tempat wisata tanpa harus menunggu antrian panjang serta berdesak-desakan di antara ramai dan padatnya pengunjung lain. Ini bisa terjadi karena memang setiap tahunnya kakak saya selalu mengambil cuti sekitar 3 hari sebelum Lebaran dimana sebagian besar orang tengah berada di rumah karena bersibuk ria menyiapkan Lebaran atau malah ada yang sudah berangkat mudik. Such a precious gift and BIG THANKS to him, berkat schedule cutinya ini, kami dapat merasa seolah-olah tempat-tempat wisata tersebut telah disewa private oleh kami sekeluarga saja, karena ya itu tadi, jumlah pengunjung lainnya sangat sedikit dan harinya adalah weekdays (hari kerja).

Di tahun-tahun yang lalu, kami plesir ke Taman Mini Indonesia Indah, Sea World Ancol, dan Taman Safari Puncak. Semuanya itu dinikmati tanpa harus bermacet-macet ria menuju lokasi serta minim antrian di loket tempat wisata dan yang paling istimewa adalah anak-anak bisa dengan leluasa menikmati objek wisata yang disuguhkan dan bahkan bisa berulang-kali menaiki satu wahana seperti kereta gantung. Sudah pasti mereka merasa senang dan puas bermain-main.

Nah, untuk tahun ini, setelah berembug kesekian kalinya, kami memutuskan untuk staycation di Hotel Neo Green Savana, Sentul. Salah satu sahabat saya pernah berujar bahwa hotel ini lumayan okay karena ada kolam renang air hangatnya. Dari foto-foto yang disajikan di website pun sepertinya juga cukup inviting. Maka, jadilah hari Senin (13/7) kemarin kami ciao ke Sentul.

Karena jarak dari Depok tidak terlalu jauh, maka dalam 40 menit kami sampai di Hotel Neo. Sampai disana, the boyz langsung kegirangan melihat kolam renang yang panjang dan letaknya berada pas di depan kamar. Hotel ini memang tidak telalu besar. Unit kamarnya pun sepertinya tidak lebih dari 100. Tapi yang pasti, hotelnya luar biasa nyaman. Kamar yang kami tempati pun juga cukup luas. Inilah salah satu keunggulan hotel ini, selayaknya yang digadang-gadang di websitenya, yakni menyediakan kamar yang spacious sehingga nyaman dan lega terlebih bila membawa anak kecil yang selalu hobi lari kesana-kesini.

Agenda kami selama menginap seperti sudah bisa ditebak, yakni mostly berenang. Kolam renangnya sendiri terbagi atas 3 jenis: jacuzzi, kolam renang anak dan kolam renang dewasa. Masing-masing memiliki keistimewaan sendiri. Untuk jacuzzi, seperti kata sahabat saya, airnya hangat sehingga kami betah berlama-lama merendam kaki atau bahkan keseluruhan badan di dalamnya. Abi anak saya (3 tahun) paling hobi bermain-main air disini. Selain hangat, sensasi aliran air yang disemburkan oleh mesin jacuzzi dan sekumpulan buih-buih yang terbentuk karenanya membuat dia sangat excited. Apalagi dengan kondisi kolam ini adalah kolam dangkal, yang hanya setinggi lehernya. Wah makin betahlah dia. Para Ibu pun happy berendam di whirlpool

Abi dan Wisnu sibuk bermain buih

Untuk kolam renang anak juga cukup oke karena lumayan luas juga. Hanya saja karena airnya tidak sehangat kolam jacuzzi, pengunjung anak-anak lebih memilih berkecipak-kecipuk di jacuzzi.

Sedangkan kolam renang dewasanya karena dalamnya hanya 1.5 m, maka bagi saya juga cukup nyaman. Memang sensasi mengambang dengan menggerak-gerakkan kaki dan tangan mungkin tidak bisa terlalu dirasakan karena tokh saya bisa berjalan di air setinggi itu, tapi yang pasti sangat memudahkan suami dan kakak saya mengajari the boyz berenang. Mereka berdua berjalan di dalam kolam renang seraya menggendong the boyz dalam posisi tengkurap supaya berlatih menggerak-gerakkan kaki dan tangannya. Senang lho melihat anak-anak belajar berenang.

Ternyata, keunggulan hotel ini tak hanya sampai disitu. Selain area kamar yang cukup luas, kolam renang jacuzzi berair hangat, di sisi samping lobby hotel saya menemukan padang rumput yang sangat luas. Luasnya kira sebesar 1,5 kali lapangan sepak bola. Wah surga rasanya melihat the boyz lari-larian dan bergerak bebas di alam terbuka. Mereka sudah pasti senang bukan kepalang. Sampai bolak-balik saya memanggilnya untuk istirahat sejenak. Title Title

Keriangan the boyz juga makin membuncah saat menjumpai area playground di sisi belakang padang rumput. Meski tidak terlalu besar, tapi kegairahan anak-anak untuk main perosotan dan rumah-rumahan bisa terpuaskan. Title

Sementara mereka bermain, saya dan suami leyeh-leyeh sambil makan donat di saung yang terletak di dekat playground. So relaxed :). Title

Ah iya, di samping playground, saya dan suami juga bisa melihat serunya satu keluarga yang memanfaatkan area konblok untuk bermain bulu tangkis. Next time when I’m back here (and am pretty sure I will :)), badminton racket and soccer ball would be the things must bring. Berolahraga sekaligus berekreasi

Hmm sepertinya semua hal istimewa dari Hotel Neo ini telah saya paparkan diatas. Eh tapi masih ada satu lagi deh. Simple thing but means the most (well, at least for me). Sarapannya memiliki rasa yang cukup enak. Berbeda dengan suami, saya sangat amat menikmati sarapan di hotel. Bukan hanya karena variasi menunya yang beragam dan berbeda dari keseharian di rumah, melainkan juga dengan suguhan pemandangan di depan mata saya. Ada orang-orang yang hilir mudik memilih makanan, ada para staff hotel yang sibuk memasak omelette, pancake dan sebagainya, ada para pelayan yang sigap merapikan meja, lalu bisa jadi ada pula kolam renang dengan anak-anak yang pagi-pagi sudah heboh berkecipak-kecipuk. Buat saya, itu semua adalah gambar hidup yang sangat menarik untuk dipandangi berlama-lama. Tentunya semakin menarik bila rasa makanan yang disajikan juga lezat. Nah, Hotel Neo ini adalah salah satunya. Saat di restoran, jika memilih duduk di outdoor space-nya, kita akan dapat melihat kolam renang. Begitu memilih makanan, baik nasi goreng, nasi uduk atau nasi kuningnya rasanya cukup enak dan pas. Tidak hambar dengan keseimbangan bumbu yang lumayan tepat (dimana sebagian besar hotel bintang 2–3 kerap membuat menu nasi ini secara ala kadarnya). Menu-menu yang disediakan juga cukup beragam dan menarik untuk disantap. Overall, saya sangat senang menginap disini dan tentunya menjadi top-of-mind jika ingin melakukan staycation lagi. Intinya, I’ll be back, for sure :)

Hotel NEO+Green Savana Kompleks Taman Budaya, Sentul City Jl. Siliwangi No. 1, Bogor - Jawa Barat Telp. (021)29210831 www.neohotels.com

Friday, July 10, 2015

:: Making Someone Else's Life Easier

Seringkali dalam hidup, saya cenderung mau agar segala sesuatu berjalan dengan mudah bagi saya. Mau makan, inginnya makanan sudah siap dan tinggal makan. Mau membaca, paling enak jika buku sudah tersedia diatas meja, tinggal buka halamannya lalu duduk terpekur membaca. Mau pergi, tinggal telepon taxi, dan beberapa menit kemudian taksi sudah siap di depan rumah dan sigap untuk mengantar kemanapun tujuan saya.
Tapi, lalu saya bertanya-tanya. Dengan segala kemudahan yang puji Tuhan bisa saya peroleh, pernahkah saya juga mengusahakan agar segala sesuatunya pun mudah bagi orang lain? Mungkin tidak harus lewat hal-hal besar, tapi malah lewat hal-hal kecil yang sederhana namun justru bermakna karena berkemampuan membuat hidup orang lain lebih mudah. Sayangnya kerapkali saya lupa atau abai. Semua karena pemusatan pada kepentingan diri sendiri. Namun, lewat suami saya kembali diingatkan untuk menaruh perhatian akan hal ini.
Sebagai contoh adalah saat kami akan meminjamkan high chair untuk anak sepupu saya yang tengah bersiap memasuki fase makan padat. Dalam benak saya, hal yang harus dilakukan hanyalah mempreteli bagian-bagian kursi tersebut dan masukkan ke bagasi mobil kemudian antar ke rumahnya. Sesederhana itu. Namun suami saya berpikir sedikit berbeda dan lebih menyenangkan. Dia mengajak saya untuk bersama-sama mencuci bagian-bagian kursi tersebut, mengelapnya, lalu menjemurnya. Hasilnya memang berbeda karena kursi tersebut jadi terlihat lebih bersih, mengkilap dan yang pasti siap pakai!
Memang jika dilihat dari satu sisi, idenya ini membutuhkan usaha lebih. Namun jika saya coba sejenak memandang dari sisi lainnya, kerjasama dalam membersihkan high chair ini menjadi aktivitas yang seru dan  menyenangkan buat kami berdua. Bekerja bareng sambil berbincang dan tertawa bersama. Dan yang pasti, sepupu kami pun pasti akan senang dan tidak repot harus membersihkan lagi, karena kursinya sudah bersih dan anaknya sudah bisa langsung duduk disitu. J

Beberapa contoh lainnya pun kerap terjadi. Satu hal yang bisa saya tarik adalah jika saya bisa melakukan sesuatu yang memang lebih baik dan bukan hanya ala kadarnya saja, untuk memudahkan orang lain melakukan sesuatu, rasanya itu patut dan layak untuk dilakukan. Karena rasa senang yang diperoleh pun akan berbeda: lebih bahagia dan merasa bisa memberi makna lebih. Semoga, bisa konsisten ke depannya J

:: Sejenak Menikmati Sekitar

Memang benar ya bahwa hal-hal sederhana yang seringkali luput dari atensi kita, acapkali malah membawa rasa senang dan tenang di hati. Seperti kemarin saat saya tengah dalam perjalanan menghadiri acara buka bersama teman-teman SMA. Demi menghindari macet dan kekisruhan jalanan dari kerumunan orang-orang yang hendak berbuka, setelah turun dari kereta saya memilih naik ojek untuk menuju ke lokasi di Hotel Royal, Kuningan.
Ojek saya menyusuri jalan Laturharhary dan sekitarnya. Dan ternyata di sepanjang perjalanan dan di tengah suasana langit sore, saya disuguhkan pemandangan yang sejujurnya merupakan hal yang lazim tapi somehow saya sangat-sangat menikmatinya. Di belakang si tukang ojek, saya menyaksikan jejeran pohon-pohon yang ditanam di depan rumah-rumah besar. Takjub sekaligus meneduhkan saat mengamati pohon-pohon hijau yang kokoh berdiri dengan rumah-rumah gedongan beserta ragam fasadnya yang menarik. Tak lupa aktivitas lainnya yakni menebak-nebak seperti apa ya ruangan dalamnya dan kegiatan apa yang tengah dilakukan si penghuni rumah besar tersebut  ternyata juga membuahkan rasa yang menyenangkan dan misterius.
To add the list, sejenak saya juga sempat melihat beberapa penjual dog puppies. And as predicted, seketika membuncah rasa gemas sekaligus riang. Yep! Melihat bagaimana muka cute anak-anak anjing bertubuh mungil ini tak bisa tidak, perasaan riang pasti langsung muncul. Inginnya, saya turun sebentar dan mengelus-elus mereka. Hihihi..
Ketika melintas pintu air Halimun pun lagi-lagi saya merasa takjub. Di depan mata saya terhampar air dengan debit yang sangat besar. Lalu di tengah-tengah permadani air tersebut, terlihat mesin besar bergerinda dan tengah memutar-mutar volume air yang berlimpah tersebut. Buih-buih putihnya terlihat jelas dan banyak. Aahh, jarang-jarang saya menyaksikan pemandangan ini, sehingga meski cuma sebentar saya juga menikmatinya.

Akhirnya, seperti selalu, suasana langit sore yang sejuk dengan hembusan anginnya serta keputusan untuk mengalihkan mata dari gawai dan menikmati apa yang disajikan sekitar sukses menghadirkan rasa bahagia sekaligus nutrisi bagi jiwa. 
Simple, but yes I absolutely feel happy inside :)