Sunday, January 14, 2007

KOMA berlakon lagi!!

"Kota Goela gempar, seorang nyonya multitrilyuner Klara Zakanasian yang terkenal akan kedermawanannya bakal datang menyambangi mereka dan kabarnya akan menghibahkan sebagian dana pribadinya untuk membantu kehidupan masyarakat Goela yang kondisi ekonominya sedang carut-marut. Akhirnya, si Nyonya datang dengan segala perangkat kemewahannya, dan benar saja ia berjanji akan memberikan dana sebesar 1 trilyun untuk membantu masyarakat Goela memperbaiki kesejahteraannya. Semua itu diberikan dengan satu syarat: matinya Ilak Alipredi -- seorang warga Goela juga calon walikota yang amat dihormati. Tak peduli dengan cara apapun, dibunuh ataupun diracun, Ilak harus mati dan baru warga Goela akan mendapatkan bantuan dana tersebut. Lalu, bagaimanakah sikap warga Goela? Akankah memperjuangkan kemanusiaan dengan tidak membunuh sesama manusia atau malah memenangkan nafsu diri demi kehidupan yang lebih baik?”
- sepenggal nukilan dari lakon “Kunjungan Cinta”, Teater KOMA –

Jumat malam kemaren, gue, sista and beberapa teman sungguh-sungguh sengaja meluangkan waktu pernongkringan kita untuk datang ke GBB, TIM.
Mau melihat Teater KOMA berlakon niy jekk!
Cihuuyy!!! setelah menunggu sekian tempo (duh bahasa gue neh??), akhirnya barisan pemain watak dan jagoan olah tubuh yang gape berperan kocak plus menghibur siap berpentas lagi!!
Luckily us, karena udah nge-book dari 2 minggu sebelumnya, kita dapet seats yang wueennakk
...
Lumayan dekat ama stage tapi ga terlalu deket juga jadi ga mesti menengadah untuk melihat performance mereka, meski sediiikit kurang ke tengah siy.
But anyhow, di posisi ini kita bisa dengan jelas melihat ekspresi dari setiap pemain plus mendengar dengan jernih setiap dialog yang mereka ucapkan.

Kali ini, Teater KOMA mementaskan sebuah cerita yang diadaptasi dari cerita Jerman karangan Friedrich Durrenmatt.
Seperti nukilan yang gue tulis diatas, "Kunjungan Cinta" berkisah mengenai cinta, dendam, kekuasaan, dan pengkhianatan, pergolakan batin, dll.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di sini deh ya..

Daannn kesan plus ekspresi gue setelah menonton lakon ini adalah :
tepuk tangan yang tiada henti-hentinya, sorakan kekaguman yang terus-menerus bergaung plus teriakan lantang membahana dari dalam hati yang berujar "Ayo Teater KOMA berlakon lagi!!"
Goshhh!!
Permainannya Teater KOMA emang ciamik, rancak, yahud sekaligus menghibuuuurrr banget.
Setiap pemain JAGOAN BANGET banget deh meranin tokohnya masing-masing.

Favorit gue ada 2: Butet Kertaredjasa (Ilak Alipredi) dan Michael Yogi (Kuhin si Pelukis).
Butet.., yeah what can I say..orang ini emang hakikinya terlahir sebagai pemain teater yak!
Menurut gue, separuh dari jiwa dan roh lakon ini ada dan layak dipegang Butet.
Sebagai Ilak, dia mampu sekali mengekspresikan karakter yang kuat dengan pias-pias wajah yang percaya diri dan terhormat, lalu berganti dengan raut gusar, tertekan dan ketakutan dan akhirnya pasrah pada nasib.
Intonasi dialognya, mimik parasnya dan gerakan tubuhnya benar-benar mampu mencerminkan setiap fase tersebut.
Penokohan yang hampir menyamai realita, hingga sempat pada satu titik gue lupa beneran bahwa Ilak itu Butet.

Yang kedua adalah Michael Yogi.
Perannya memang tidak banyak pun tidak begitu signifikan (as cameo -- begitu kata masyarakat film)
Satu hal yang bikin gue kesengsem ngeliat aktingnya adalah pada saat doi melonjak kegirangan begitu tahu Klara bakal mendonasikan 1 trilyun untuk Goela.
Duuhh, bener-bener yah terlihat ekspresi gembira yang dahsyat namun dikeluarkan dengan wajar dan tidak dibuat-buat.
Loncat-loncat kesenangan sampai celana kedodoran, tawa gelak kegembiraan, tepuk-tepuk kegirangan...
Aaahh.. you have to see by yourself-lah!!
Pokoknya wajar dan menyegarkan deh!!

And, even ga gue sebut one by one, pemain-pemain yang lain juga berperan secara memukau.
Setiap karakter punya jiwa.
Makanya, pementasan ini diapresiasi dengan sangat baik oleh penonton.

Satu lagi, yang gue suka banget dari Teater KOMA adalah dialog-dialognya yang dituturkan dengan cerdas tapi kocak. Kritik-kritik sosialnya itu loh simple tapi menohok banget. Salah satu contohnya adalah saat warga Goela sudah dikuasai oleh penguasa karena kesejahteraan materi yang dijanjikan, pelan-pelan warga Goela mulai tampil seragam dengan baju baru dan sepatu berwarna kuning!! (duh jadi inget jaman sebelum reformasi deh). Lucu aja kalo inget dulu kita pernah ngalamin masa keseragaman yang dipaksakan seperti itu. Haha ;D

Lagi, semua itu masih ditambah dengan properti yang keren, apik, detail and niat banget.
Abis-abisan deh setting panggungnya KOMA..
(toko kelontong Ilak paling favorit euy..barang dagangan plus alat-alat hitungnya... aiiih realis banget!)
Cckk.ckkk.ckkk....

No wonder lah ya, 30 thn mereka udah ngeksis pasti udah pengalaman banget dalam hal tata-menata panggung ini.

Gee...!!
Gee...!!




No comments: