Wednesday, October 18, 2006

Badai Dapat Menciptakan Musik

Ada sebuah legenda tentang seorang bangsawan Jerman yang mempunyai istana di perbukitan di tepi Sungai Rhein.
Sebagai seorang pencinta musik,ia memasang beberapa kawat di antara dua menara di kuilnya dengan harapan kalau-kalau angin akan menggetarkan kawat-kawat itu sehingga menghasilkan musik.
Tetapi siliran angin Sungai Rhein tidak menghasilkan suara sedikitpun.

Pada suatu malam terjadilah badai hebat di lembah itu.
Badai yang dahsyat menerpa istana bangsawan itu.
Bahkan gunung-gunung sekitar pun tampak terguncang.
Sang bangsawan membuka tirai jendela untuk mengawasi perkembangan badai itu, dan dalam keheranannya, ia mendengar alunan musik yang merdu.
Sekarang kawat-kawat itu mendesing bagaikan petikan sinar gitar.
Kawat-kawat memerlukan badai untuk menghasilkan musik yang merdu dan indah!

Pada saat-saat senang menikmati kelimpahan kekayaan, hanya sedikit keindahan rohani yang terlahir dalam diri kita.
Tetapi ketika Allah mengirim cobaan, Ia dapat membuat musik yang merdu dan indah keluar dalam diri kita.
Hal yang tidak pernah kita harapkan keluar dari badai cobaan.
Tidakkah demikian halnya yang terjadi dengan kita?
-end-

Quote of this story :
Setiap kesedihan yang membuat kepala tertunduk,
setiap tetes air mata yang mengalir
tentu mempunyai alasan dan arah bagi kepentingan kita.
Setiap luka hati, setiap seruan pedih
setiap rasa kesendirian,
setiap malam yang terasa panjang dan mencekam,
tentu mempunyai alasan dan arah untuk perkembangan kita.
Jika kita percaya kepada ALLAH,
semuanya itu akan berbalik menjadi kebaikan bagi kita.
Tuhanlah yang tahu mengapa harus begitu

[Hi] Courtesy of "Toserba Surgawi" page 182 by Sumantri Hp.
[Lo] There is somewhat religious here, me.. today

No comments: