Sebuah posting lanjutan sekaligus penuntasan dari lima posting sebelumnya: dia, doi, dese, doski dan sang perintis.
Check it out, readers...
As what I knew, gue belum pernah makan babi.
D-E-F-I-N-I-T-E-L-Y W-E-I-R-D!
Karena sebenarnya agama gue ngga melarang umatnya untuk makan daging babi.
Terlebih konon menurut ujaran teman-teman satu iman: "Daging babi tuh hwueeennaakknya minta ampuuuuuuunn...!" atau, "Umat Kristen itu harus menggenapkan nubuat Tuhan untuk menikmati lezatnya daging babi".
Haha, dasar dodol tuh sobit gue!! Kalee gituh ada firman Tuhan yang kayak gitu.
Anyway, saking penasarannya, sobit tsb sampai bersumpah bakal traktir gue makan daging babi dimanapun dan sebanyak apapun hingga gue puas!! No quantity limit.
Tapiiiih, gue tetep bergeming.
Alasannya apa ya? Mungkin karena agak geuleuh ngebayanginnya waktu pas hidup atau mungkin juga karena iba liat mukanya yg gendut-gendut pasrah..
Kalau disuruh milih, prefer cuaca dingin ataw panas? Kayaknya kalo gue, panas deh!!
Dari dulu, gue paling ngga tahan kena hawa dingin langsung. Banyak contoh untuk membuktikan keanehan tersebut.
a. Tiap hari, gue selalu bawa kertas bekas untuk nyumpel lubang-lubang AC di bis patas yang gue naikin tiap pagi.Soalnya, kalau kepala gue ngerasa dingin dikit ajah, efeknya ga nyaman sepanjang jalan.
b. Hanya bertahan 2 menit saja kala menyaksikan "Snow World" di Bandung Super Mall. Heran, didalam orang-orang kok bisa berasyik masyuk menikmati indahnya suasana musim dingin. Foto sana..foto sini...jepret sana..jepret sini...Meanwhile, gue hampir mau mati kedinginan. Jari-jari kaki dan tangan mati beku. Belum lagi ditambah dengan insiden jatuh tergelincir. Bbrrrrrrr, dingin paraahh disana itu!!
c. Males bangeth duduk di kursi belakang mobil pas di di sisi tengahnya, means diterpa AC langsung. Even AC-nya ga dingin2 amat, tapi begitu menempati posisi tersebut, sekonyong-konyong pikiran dan benak serentak tersugesti kalau badan gue bakalan menggigil kedinginan, gigi bergemeletuk, bibir bergetar, hati resah dan gelisah, duduk tak tenang, sedetik bagaikan sedekade (uups!! hiperbolis bin bombastis niy..)
Goyah-goyah menegangkan..
Nah ini dia..yang seringkali menjadi pusat perhatian teman2 terdekat.
Saat jalan, kaki gue sering sedikit oleng yang terkadang bisa berlanjut ke kejadian "jatuh".
Mungkin karena kaki gue agak kecil sehingga kurang kokoh menopang badan atas, jadinya sering tidak seimbang.
Satu kejadian p-a-l-i-n-g a-n-c-u-r:
Waktu kuliah, naik bis kuning yang ga ada tempat duduknya. Lagi asik-asiknya chit-chat-chut sama seorang sobit ikrib, tiba-tiba tuh bis ngerem mendadak.
Refleks menghindari jatuh, sontak gue megangin (lebih tepatnya: mencengkeram) lehernya si sobit, bukannya megangin handle di bagian atap bis.
Dooh, langsung deh si sobit megap-megap ngga bisa napas. KACAU!!
Begitu sadar betapa merananya dia, cengkeraman langsung gue lepas. Tapi ternyata lehernya si sobit ini begitu berkeringat, jadinya basah deh tangan gue. Hiiiyyyy....
(Situasi pun menjadi dilematis: antara senyum terimakasih dan ringisan geuleuh)
But afterall, domo arigatou gozaimasu sobit..for your favor!
A-war-movies-holic.
Actually, ga yakin siyh ini masuk kategori weirdo apa ngga.
Hanya menurut pengalaman selama ini, gue adalah salah satu dari sedikit cewek yang teramat menggandrungi film-film bertemakan perang.
Gemarnya kenapa ya?? Yang pasti, setiap ngelihat film perang, gue selalu merasa "life has so many things to be thankful for. Life is wonderfully grand!!"
Somehow, semangat dan daya juang untuk tetap hidup yang diperlihatkan oleh si pelaku perang bisa menyadarkan penontonnya untuk meyakini bahwa hidup tidak lagi dan tidak selamanya 'bitter', sehingga rasa-rasa gloomy, despair dan negative-thinking selayaknya dihempaskan jauh-jauh. *hush...hush..hush!!!*
Sensasi "ALIVE!!" yang kayak gini nih yang biasanya sangat kuat gue rasakan sehabis menonton film2 perang..
Ga terbandingkan deh...
Bisa banget menikmati kealamian pemandangan suasana pedesaan (bentangan sawah hijau, rumah tradisional khas Jawa, membasahkan diri di bawah pancuran) tapi disisi lain, paling emoh dan ga bisa berada di dekat bilik bambu.
Sebuah paradoks.
Yep, dari dulu gue tuh emang paling ga bisa duduk/berdiri di dekat-dekat dinding bilik bambu apalagi sampai menempelkan kulit tubuh ke bilik bambu tersebut. Rasanya kok ga nyaman banget..
Pernah, ga sengaja pas makan di restoran ala saung sunda, gue kebagian dapat tempat di sisi bilik. Mau pindah, tapi makanan udah terlanjur terhidang and kalo maksa, ribet banget prosesnya. Tak pelak, gue tetap ada di spot itu.
Dan, beuhh.... beneran yah, sepanjang makan itu gue diam ajah, makan juga ga abis, pengennya cepat-cepat selesai dan beranjak pindah ke spot lain.
Asli, beneran ga nyaman. Ga lagi-lagi deh!!
Sedang, kalau di hotel atau bungalow2 yang dindingnya berbilik, pasti gue ga mau tidur di bed yang bersebelahan dengan bilik bambu.
Solusinya:
1. Geser tempat tidur ke tengah-tengah menjauhi bilik.
2. Kalau no 1 ga memungkinkan, langsung pesen extra bed dan diletakkan jauh dari dinding bilik.
3. Kalau no 2, tenyata memakan budget yang mehel, bedcover/carpet pun digelar dan tidurlah gue dibawah.
Gak nyaman pasti, tapi hati tentram...
Baru inget, ternyata seumur hidup, gue juga belum pernah makan buah pisang.
Yang asli buah loh ya, belum digoreng, dibakar atau dibuat jadi isian kue.
Jadi, ga pernah tuh seumur-umur gue merasakan pengalaman membuka kulit pisang, terus memasukan buah pisang itu ke mulut dan melahapnya.
Jadi wondering juga, kayak apa ya rasanya???
1 comment:
belom pernah makan babi???
yakin lo san? bener???
mungkin perlu ditambahin embel-embel "dengan kesadaran penuh" tuh.
inget-inget lagi deh san. masa' sih belom pernah menikmati enyaaak-nya daging babi?
ati-ati san, lo menghabiskan 8 jam sehari dalam hidup lo selama 20 hari dalam sebulan dengan siapa? masa' iya sih kita melewatkan moment untuk 'menjebak' elo? hahahaha!!!
tapi gw [dan anak2 seruang meeting lainnya pasti] masih merekam dengan jelas kok saat lo dengan mata berbinar-binar dan keyakinan penuh menyuarakannya, "iih, enak! enak banget mba. enak!" sambil manggut-manggut dan memandangi onggokan lauk yang tertancap di garpu elo itu.
HAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!
jadi intinya, gak masalah kan makan daging babi? buktinya lo masih idup dan melanglang buana menemui siapa orang thai itu? nino? nuno? whatever...
wuakakakakssss
Post a Comment